Analisis Margin Pemasaran dan Nilai Tambah Penyulingan Nilam di Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek, … (7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Sektor pertanian di negara-negara sedang berkembang mempunyai potensi untuk menghasilkan empat tipe kotribusi pertanian. Kontribusi pertanian yang pertama adalah kontribusi produksi, dimana perkembangan sektor non pertanian sangat tergantung pada sektor pertanian terutama dalam penyediaan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk sektor industri. Kontribusi yang kedua yaitu kontribusi pasar, hal ini dikarenakan sektor pertanian menghasilkan produk-produk yang berupa komoditi dan menjualkan untuk membeli komoditi di sektor non pertanian. Kontribusi yang ketiga yaitu kontribusi faktor produksi, peran sektor pertanian biasa dilihat dari pembentukan modal oleh sektor industri yang berasal dari sektor pertanian. Kontribusi yang keempat yaitu kontribusi dalam menciptakan devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan komoditi yang dapat diekspor dan dapat menghasilkan devisa bagi negara (Soekartawi, 1995). 

Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang patut dipertimbangkan dalam pembangunan nasional. Keunggulan tersebut antara lain melihat tingginya nilai tambah agroindustri. Dengan kontribusi tersebut dalam perekonomian nasional maka sektor agrobisnis semakin dipacu mengenai pengembangan teknologi yang ada.

Pengembangan teknologi tersebut karena masih ada masalah yang dihadapi oleh agroindustri yaitu antara lain: penyediaan bahan baku yang teratur dalam bentuk kuantitas maupun kualitas yang memadai, serta harga yang bersaing menjadi persoalan yang sulit bagi agroindustri. Apalagi bahan baku tersebut harus dibeli dipasar bebas dari petani kecil yang lokasinya terpencar-pencar. Kedua pemasaran sering menjadi persoalan karena produk yang dihasilkan mempunyai pesaing dan karena kurangnya informasi pasar.
Pengembangan agroindustri berlokasi di daerah sentra produksi atau di daerah produksi bahan baku itu sendiri perlu menjadi perhatian. Karena pengembangan agroindustri ada keterkaitan dengan tujuan pembangunan wilayah pedesaan untuk keterlibatan sumber daya manusia pedesaan. Sehingga dapat memperkenalkan tambahan kegiatan atau perlakuan terhadap komoditas setelah dipanen, yang nantinya dapat memperoleh nilai tambah dari komoditas yang dihasilkan.
Pengembangan agroindustri tidak hanya menguntungkan konsumen saja tetapi juga petani. Secara umum pengembangan agroindustri akan meningkatkan produksi pertanian. Usaha meningkatkan produksi pertanian tidak hanya terletak pada peningkatan hasil perhektar dengan panca usaha tani, tetapi juga melalui industri pengolahan.
Dengan tetap memberikan prioritas yang tinggi kepada pembangunan pertanian maka peran pemerintah sangat penting sekali. Dalam politik pemerintahan, perekonomian indonesia antara sektor pertanian dan sektor industri mempunyai keterkaitan dan saling mendukung. Bagi sektor industri menghasilkan kebutuhan pokok yang mendukung sektor pertanian dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia. Tampak bahwa peran pertanian masih dominan dan semakin nyata, bahwa sektor perekonomian dipengaruhi sektor pertanian. Walaupun jumlah usaha tani pada saat sekarang ini arealnya semakin berkurang, namun penting untuk dipertahankan dan meningkatkan produksi dengan cara mengubah bahan baku pertanian menjadi produk olahan agar komoditas pertanian mempunyai nilai tambah yang tinggi.
Untuk saat ini negara Indonesia merupakan negara pengekspor minyak nilam terbesar di dunia. Bukan hanya dalam jumlah, tetapi mutu minyak nilam Indonesia termasuk yang terbaik di dunia dan sampai saat ini belum di buat tiruannya (sintetis). Minyak nilam banyak di gunakan sebagai bahan pengikat (fiksatif) dalam industri parfum, sehingga wangi parfum tidak cepat meguap. Selain itu aroma minyak nilam juga sangat khas, sehingga banyak diminati kosumen di berbagai belahan dunia. Selain sebagai parfum, minyak nilam juga banyak dalam industri sabun, hair tonik, dan aroma terapi.   
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) termasuk tanaman penghasil minyak atsiri yang menjadi sumber devisa negara. Indonesia saat ini menjadi produsen minyak nilam dunia dengan kontribusinya sebesar 90%. Untuk itu perlu mempertahankan peluang pasar dengan melakukan peningkatan produksi melalui teknik budi daya yang tepat, perbaikan mutu minyak nilam dan mengembangkan penanaman nilam ke daerah yang memiliki prospek yang cukup cerah dilihat dari tingkat kesesuaian lahan dan iklim. Ditinjau dari segi lahan, iklim dan pemasarannya, daerah Lampung merupakan salah satu daerah yang mempunyai prospek yang cukup cerah untuk pengembangan tanaman nilam. Tanaman nilam (Pogostemon cablin   Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan minyak nilam ("patchouly oil").
Tanaman nilam telah lama berkembang di Indonesia dengan daerah utamanya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Delapan tahun terakhir ini, tan`man nilam mulai banyak diusahakan oleh petani. Bertambahnya luas tanaman nilam, menunjukkan bahwa tanaman nilam cukup diminati oleh petani untuk diusahakan di daerah ini. Namun untuk  mendapatkan hasil yang optimal perlu memperhatikan beberapa faktor seperti faktor iklim, lahan, dan pasar.
Minyak Nilam di Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa, terutama digunakan untuk bahan baku Industri pembuatan minyak wangi (sebagai pengikat bau atau fixatife parfum), kosmetik, dll. Komponen utama minyak Nilam (diperoleh dari penyulingan daun Nilam) berupa pachoully alcohol (45 – 50%), sebagai penciri utama. Bahan industri kimia penting lain meliputi patchoully campor, cadinene, benzaldehyde, eugenol, dan cinnamic aldehyde. Minyak Nilam bisa untuk bahan anntiseptik, anti jamur, anti jerawat, obat eksem dan kulit pecah-pecah, serta ketombe. Juga bisa mengurangi peradangan. Bahkan dapat juga membantu mengurangi kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah tidur). Minyak ini sering dipakai untuk bahan terapi aroma. Juga bersifat afrodisiak: meningkatkan gairah seksual.

Selain sebagai komoditas ekspor nonmigas yang banyak dibutuhkan di dunia, nilam juga banyak digunakan dalam berbagai industri didalam negeri, sehigga permintaannya, baik dari dalam dan luar negeri meningkat dari tahun ke tahun. Dalam perdagaangan, komoditas ini dipandang cukup strategis. Terbukti selama goncangan ekonomi melanda Indonesia, komoditas ini tetap eksis. Bahkan, tatkala krisis moneter yang menyebapkan sebagian besar masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, justru para petani dan produsen nilam mendulang untung yang sangat berlimpah.
Sampai saat ini, nilam masih terbatas dibudidayakan dibeberapa daerah tertentu, sehingga peluang pengembangan serta prospek bisnisnya sangat terbuka luas mengingat permintaan pasarnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Nilam merupakan salah satu kebanggaan Indonesia, karena mutu nilam Indonesia adalah yang terbaik di dunia dan banyak peminatnya. Sayangnya, sampai saat ini nilam belum di budidayakan dan di kembangkan secara optimal, meskipun permintaan pasar, baik dari dalam dan luar negeri cukup tinggi. Lantas, mengapa tidak mencoba mengembangkan komoditas yang cukup prospektif ini dari sekarang?
Meskipun prospek nilam cukup cerah, baik untuk pasar dalam dan luar negeri, tidak sedikit masalah yang dihadapi, seperti produktifitas yang rendah, standar mutu yang bervariasi, penyediaan bahan yang tidak kontinue, dan harga yang berfluktuasi. Salah satu pemicu munculnya berbagai permasalahan  adalah sampai saat ini nilam masih diusahakan oleh petani secara tradisional dan dalam skala kecil. Mereka mengusahakan nilam umumnya memiliki modal dan teknologi yang terbatas sehingga mutu minyak yang dihasilkan juga sangat beragam. Ini mengakibatkan harga produk yang dihasilkan tidak stabil, karena sering tidak memenuhi standart mutu yang dikehendaki pasar
Saat ini industri minyak Atsiri (nilam) semakin maju dan berkembang pesat terbukti dari hasil produksi yang dihasilkan dari tanaman nilam yang sudah disuling menjadi minyak Atsiri yang digunakan sebagai wewangian dan kosmetika. Dengan perkembangan ini menjadikan industri minyak Atsiri (nilam) sebagai salah satu industri minyak Atsiri (nilam) yang ada didaerah Jawa Timur, dan  yang menjadi pesaing industri baik yang ada didaerah Trenggalek maupun yang ada diluar daerah.
Minyak Atsiri yang berbahan baku nilam dikemas dalam suatu wadah yang berbentuk jurigen yang masing-masing berkapasitas, sekitar 10 kg bahkan sampai dengan yang berkapasitas 20 kg yang ditawarkan memiliki beberapa ukuran dimana pilihan jenis minyak yang ditawarkan adalah yang berwarna kuning kehijauan untuk jenis minyak hasil penyulingan dari ketel yang terbuat dari stainless dengan menggunakan sistem penguapan, dan jenis minyak yang berwarna agak kecokelatan hasil penyulingan dari ketel yang terbuat dari besi dengan menggunakan sistem direbus dan dikukus.
 Karena itu, para pemain baru yang memiliki modal lumayan kuat, pengetahuan, dan ketrampilan yang memadahi akan sangat membantu dalam pengembangan nilam di Indonesia. Dari uraian latar belakang di atas maka penelitian ini berjudul “Analisis Margin Pemasaran Nilam dan Nilai Tambah Penyulingan Nilam”.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini

Tidak ada komentar:

Cara Seo Blogger
×
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...