Analisis Pemasaran Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) (Studi Kasus Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang)... (23)

Dalam rangka menghadapi persaingan golobal yang semakin kompetitif, pemasaran mempunyai peranan penting dalam meningkatkan daya saing produk. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan agribisnis merupakan pilihan strategis pengembngan pertanian yang cukup strategis, karena hampir 70% penduduk Indonesia hidup dari sektor pertanian.Tanaman Nilam (Pogos cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang sangat penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa Negara. Sebagai salah satu komoditas ekspor minyak nilam mempunyai prospek pasar yang sangat baik, karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain.

Perumusan masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana saluran pemasaran dan distribusi margin tanaman nilam, (2) Bagaimana fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan dan keuntungan yang diperole masing-masing lembaga pemasaran tanaman nilam, (3) Bagaimana integrasi pasar vertikal harga yang terjdi di Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, (4) Berapakah elastisitas transmisi harga tanaman nilam.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui saluran pemasaran dan distribusi margin tanaman nilam, (2) Untuk mengetahui fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan yang diperole masing-masing lembaga pemasaran tanaman nilam, (3) Untuk mengetahui integrasi pasar vertical yang terjadi di Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, (4) Untuk mengetahui elastisitas transmisi  harga tanaman nilam.
   Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi tanaman nilam yaitu di Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Responden adalah petani, pedangang tengkulak, pedagang besar dan penyuling.
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperole langsung dari responden dengan jalan wawancara serta melakaukan pengatan lansung di lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder di perole dari publikasi atau pustaka-pustakla instansi-instasi terkait yang dapat menunjang penelitian antara lain data monografi desa dan lainnya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif dan analisis inferensia. Analisis deskriptif yaitu analisis data dengan menggambarkan kondisi atau profil Desa Pamotan, fungsi-fungsi pemasaran dan lembaga-lembaga pemasaran yang turut serta dalam pemasaran tanaman nilam, sedangkan Analisis inferensia yaitu analisis data secara kuantitatif yang terdiri dari analisis margin pemasaran, distribusi margin pemasaran, share harga, keuntungan lembaga pemasaran, integrasi pasara vertikal dan elastisitas transmisi harga.
Hasil penelitian diperole bahwa terdapat dua saluran pemasaran di daerah peneliatian yaitu : 1) Petani – Pedagang Tengkulak – Pedagang Besar – Penyuling, 2) Petani – Pedagang Besar – Penyuling. Margin pemasaran dan share harga yang didapatkan bahwa pada saluran pemasaran pertama margin pemasaran yang didapatkan Rp 3.218,- per Kg dan share yang diterima petani (farmer’s share) sebesar 6,72 %. Pada saluran pemasaran ke dua didapatkan margin pemasaran sebesar Rp 2.984,- per Kg dan share yang diterima petani (farmer’s share) 9,82 %. Pada analisis integrasi vertikal, pada saluran pemasaran pertama antara petani dan tengkulak didapatkan nilai b sebesar 0,902 lebih kecil dari satu, maka terjadi monopoli penjualan antara petani dan tengkulak. Pada tengkulak dan pedagang besar didapatkan nilai b sebesar 1,029 lebih besar dari satu, maka terjadi monopsoni pembelian antara tengkulak dan pedagang besar, sedangkan pada pedagang besar dan penyuling didapatkan nilai b sebesar 2,418 lebih besar dari satu, maka terjadi monopsoni pembelian antara pedagang besar dan penyuling. Pada saluran pemasaran II integrasi pasar yang terjadi antara petani dan pedagang besar didapatkan nilai b sebesar 1,167 lebih dari satu, maka terjadi monopsoni pembelian antara petani dan pedagang besar, dan pada pedagang besar dan penyuling didapatkan nilai b sebesar 1,058 lebih dari satu, maka terjadi monopsoni pembelian antara pedagang besar dan penyuling.
Pada analisis elastisitas transmisi harga pada saluran pemasaran pertama natara petani (Pf) dan penyuling (Pr), diketahui fungsi harga pada penyuling Pr=2929,710+2,243Pf, maka didapatkan Elastisitas Transmisi harga (Et) sebesar 0,13. Pada analisis elastisitas transmisi harga pada saluran pemasaran kedua natara petani (Pf) dan penyuling (Pr), diketahui fungsi harga pada penyuling Pr=2563,292+2,295Pf, maka didapatkan Elastisitas Transmisi harga (Et) sebesar 2, 56.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini

Tidak ada komentar:

Cara Seo Blogger
×
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...