Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan.
Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah penghasil gula semut di Jawa Timur, sebagian masyarakatnya telah mengusahakan usaha ini lebih dari 20 tahun dan bersifat turun-temurun, Desa Serut salah satunya.
Melihat kenyataan yang ada maka perlu diadakan penelitian mengenai strategi pengembangan dan analisis pandapatan agroindustri gula semut untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan dari usaha ini dan juga sejauh mana agroindustri ini mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi sebagai upaya untuk tetap menjaga profitabilitas, pertumbuhan dan kelangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya produsen gula semut dan peningkatan perekonomian masyarakat desa melalui pemilihan strategi pengembangan usaha yang tepat.
Permasalahan yang akan dikaji adalah: (1). Apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh agroindustri gula semut. (2) Strategi apakah yang akan digunakan produsen untuk mengembangkan agroindustri gula semut. (3) Berapa besarnya pendapatan, keuntungan dan R C Ratio agroindustri gula semut.
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat dalam agroindustri dan untuk merumuskan strategi apa yang sesuai digunakan produsen dalam upaya mengembangkan agroindustri gula semut serta menganalisis besarnya pendapatan, keuntungan agroindustri gula semut dan RC Ratio
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga agroindustri gula semut faktor kekuatan dan peluang lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja.
Pengambilan sampel (responden) dilakukan secara sensus. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan analisis pendapatan, keuntungan usaha dan analisis efisiensi usaha/RC Ratio. Biaya produksi dihitung dengan rumus TC = TFC+TVC, pendapatan kotor atau penerimaan dirumuskan dengan TR=PqXQ dan pendapatan bersih atau keuntungan adalah = TR-TC, RC Ratio = Pq.Q/TVC + TFC. Jumlah responden sebanyak 8 orang.
Dari analisis SWOT didapatkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi dilihat dari kekuatan adalah sebagai sarana peningkatan kesejahteraan, tenaga kerja berpengalaman, produk tahan lama, kemampuan memimpin usaha, ciri khas produk. Sedangkan kelemahan yang dimiliki antara lain keterbatasan modal, teknologi gabungan, produksi belum stabil, kualitas belum terstandarisasi, keterkaitan on farm dan off farm belum mantap.
Nilai dari faktor internal yaitu 2,70 artinya agroindustri ini mampu dalam menghadapi dinamika lingkungan internal.
Dari faktor eksternal didapatkan peluang antara lain: kemudahan dalam memperoleh bahan baku, penganekaragaman produk, penelitian dan pengembangan, sarana transportasi lancar, penyerapan hasil pertanian. Sedangkan ancaman yang didapatkan antara lain: adanya pesaing, adanya barang substitusi, pangsa pasar masih lokal, harga murah, selera konsumen. Nilai dari faktor eksternal yaitu 2,55 artinya agroindustri gula semut mampu menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan.
Pendapatan kotor atau penerimaan yang diterima sebesar Rp. Rp. 2.681.250,00.
Keuntungan atau pendapatan bersih yang diterima sebesar Rp. 188.727,50 per sekali produksi. Analisis efisiensi usaha atau RC Ratio menunjukkan sebesar 1,08. Artinya setiap Rp. 1,00 yang diinvestasikan oleh produsen akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 1,08.
Berdasarkan temuan di lapang, ada beberapa saran yang diajukan dalam membantu produsen dalam mengembangkan usahanya antara lain: (1) Produsen gula semut melakukan survey pasar untuk melihat prospek perlusan pasar ke depannya. (2) Dengan menerapkan strategi pengembangan yang tepat maka produsen gula semut di daerah penelitian akan dapat meningkatkan usahanya.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan Fileatau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar