Pertanian
mempunyai peranan
penting dalam mendukung industri,
sektor pertanian menghasilan beberapa
komoditi yang merupakan asset bagi pengembangan industri
pengolahan hasil pertanian. Pengembangan hasil industri akan makin meluas dan diharapkan dapat mendapatkan basis dari sektor industri
membuka kesempatan kerja dan lapangan
pekerjaan atau berusaha.
Dalam hal ini komoditi pertanian khususnya ketela
pohon adalah merupakan
salah satu hasil pertanian yang berperan
dalam
bidang
pangan
bagi
penduduk
didaerah
yang
rawan pangan yang sampai
saat
ini
masih ada. Diketahui bahwa Indonesia
merupakan penghasil ketela pohon
terbesar disbanding dengan negara
lain.
Dengan keadaan tersebut mendorong kesempatan
untuk mengutamakan
pendayagunaan ketela pohon sebagai :
Pelet, Chip, Tapioka, Tape.
Berbagai gejala yang sulit diukur dengan tepat,
mengakibatkan pengurangan areal
ketela pohon (ubi kayu). Pembangunan pengairan utamanya program rehabilitas yang
sedang
berjalan telah memungkinkan komoditi padi diganti dengan komoditi yang
lain seperti ketela pohon atau tanaman lain yang
memperpanjang
masa tanam sampai saat
ini tanaman
ketela
pohon
belum
ditangani secara serius sehingga
produksi ketela pohon dirasa
kurang
dalam
memenuhi permintaan pasar. Hasil tanam yang sudah busuk tidak dapat disimpan lama tanpa ada pengolahan (Processing). Karena
iti pabrik, mengolah surplus musiman dari hasil panen yang mudah busuk adalah penting. Demikian juga hasil
pertanian yang tidak dimakan
dalam bentuk seperti ketika
akan
dipungut.
Teknologin makanan yang sudah modern memungkinkan
produksi-produksi baru
(ATMOSHER,1997).
Strategi
pengembangan yang ideal harus mampu menumbuhkan
industri dipedesaan, pertumbuhan
ekonomi,
peningkatan nilai tambah dari penyerapan
tenaga kerja dalam rangka menanggulangi konsentrasi sektor informal di kota
industri tape Bondowoso adalah makanan khas daerah yang sudah
dikenal
dimana-mana, disamping harganya
yang relative murah dan mudah membawanya
sehingga sering dijadikan oleh-oleh bagi tamu
yang berkunjung ke Bondowoso.
Umur ketela pohon yang baik antara 9 sampai 12 bulan, musim ketela antara bulan Juni sampai bulan Desember setiap tahunnya. Sebagian
besar ketela yang dikomsumsi menjadi
tape adalah jenis ketela pohon yang berwarna
kuning atau mentega Anonim, 2002).
Kegiatan industri tape
termasuk kelompok
agro industri yang dapat
memberi
peluang bagi para petani
untuk menanam ketela pohon
dalam jumlah yang sangat besar dan juga merangsang
pertumbuhan kerajinan anyaman bambu
dalam bentuk Besek dan Keranjang tape
(Anonim, 2002) Pemasaran
tape sampai saat ini hanya skala lokal saja dan dibeberapa dearah sekitar Kabupaten Bondowoso. Hal
ini
dikarenakan
berbagai
faktor
kapasitas produksi, ketrsedian bahan
baku,
teknologi
produksi,
tenaga
kerja.
Faktor-faktor inilah yang menentukan keberhasilan perusahan dalam
meningkatkan volume penjualan, luas pangsa pasar, dan keuntungan. Untuk itu
peran manajemen pemasaran sangat menentukan
dalam meningkatkan efektivitas dan tercapainya sasaran perluasan
seperti perluasan
pangsa pasar dan keuntungan.
Manajemen pemasaran nantinya
akan memunculkan
bebrbagai strategi-strategi pemasaran untuk mengatasi masalah perusahaan
baik dalam lingkuangan internal dan eksternal perusahaan yaitu
meliputi
kekuatan,
kelemahan,
peluang,
dan
ancaman. Untuk mengetahui faktor-faktor internal
dan eksternal perusahaan memerlukan
analisa
SWOT
(Srengjh,
Weakness,
Opportunity,
Treats), karena akan memudahkan
dalam pemilihan
dan
penetapan strategi
pemasaran
dalam
upaya meningkatkan
keuntungan
volume penjualan, dan luas
pangsa
pasar.
Karena mengingat pentingnya manajemen dan stategi pemasaran untuk keberhasilan suatu
perusahaan
tape,
maka
diperlukan
penelitian
dengan
judul
“STRATEGI PEMASARAN TAPE 31 DI KABUPATEN BONDOWOSO”
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan Fileatau klik disini
atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar