BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Belimbing
manis (Averhoa bilimbi L.) varietas Philipine dan varietas Bangkok Merah
banyak ditanam di Kabupaten Tulungagung, areal tanam mencapai 143,7 hektar
populasi tanaman ±
71.893 pohon dengan produksi rata-rata per tahun 3.462 ton (buah segar sebelum
grading). Jumlah produksi tersebut belum dapat memenuhi permintaan pasar yang
diprediksi 4.000 ton pertahun dengan kualitas A. Pemasaran buah belimbing manis
Kabupaten Tulungagung sampai ke Blitar, Malang, Surabaya bahkan sampai ke Jakarta dan Pulau Bali.
Harga
buah belimbing manis di petani Kabupaten Tulungagung sangat tidak stabil
disebabkan bersaing dengan buah - buahan lain. Pada bulan Desember – Januari
adalah saatnya panen raya buah mangga dan buah rambutan, pada saat itulah
permintaan pasar terhadap buah belimbing berkurang sehingga harga buah
belimbing manis turun tajam kadang sampai tidak laku dijual.
Adanya
liberalisasi perdagangan yang memacu kompetisi sehingga produk makin
berkualitas dengan harga yang lebih murah. Pada saat ini arus informasi,
teknologi, barang dan jasa antara negara semakin terbuka, dan tidak ada lagi
banyak halangan untuk memasuki pasar (Barier to entry rendah), ini semakin luas
setelah ada kesepakatan beberapa negara dalam GATT (The General Agreement on
Tariffs and Trade). Treaty ini ditandatangani oleh kesepakatan 128 negara pada
tahun 1994. Selanjutnya GATT membentuk WTO (World Trade Organization) pada 1
Januari 1995. Berlakunya non tariff barriers (NTBs) pada era globalisasi tidak
menutup kemungkinan masuknya buah-buahan luar negeri yang bermutu tinggi dengan
harga yang murah, ini juga merupakan kompetetor bagi buah-buahan dalam negeri
termasuk buah belimbing dari Kabupaten Tulungagung.
Masih
banyak lagi faktor yang mempengaruhi pemasaran buah belimbing manis di
Kabupaten Tulungagung yang dampaknya menjadikan pendapatan petani belimbing
tidak stabil kadang mengalami kerugian.
Faktor
produksi yang mengacu kualitas masih perlu perbaikan teknologi budidaya, karena
masih 40 % buah belimbing yang dihasilkan adalah berkualitas C yaitu bentuk
kurang bagus dan ukuran kecil. Pedagang pengumpul tidak mau membeli buah
belimbing yang berkualitas C, sehingga petani belimbing harus memasarkan khusus
secara langsung kepada pedagang pengecer atau konsumen.
Dinas
Pertanian Kabupaten Tulungagung sudah mampu merubah perilku petani untuk
menjadikan mereka tahu mau dan mampu bercocok tanam tanaman belimbing manis (Averhoa
bilimbi L.) varietas Philipine dan varietas Bangkok Merah, ternyata hanya
mengandalkan teknologi budidaya belum menjamin peningkatan pendapatan petani
atau mensejahterakan mereka, karena pendapatan petani belimbing masih
dipengaruhi oleh pemasaran buah belimbing. Untuk itu perlu ditetapkan strategi
pemasaran buah belimbing di Kabupaten Tuluing Agung.
Menurut
Rangkuti. F. (1997 : 3) : Perencanaan strategi adalah proses analisis,
perumusan dan evaluasi strategi-strategi. Suatu perusahaan dapat mengembangkan
strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang, oleh karena itu
tujuan utama perencanaan strategi adalah agar dapat melihat secara obyektif
kondisi-kondisi internal dan eksternal, jadi perencanaan strategis penting
untuk memperoleh keunggulan bersaing.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan Fileatau klik disini
atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar