Analisis Pendapatan Usaha Tani Tanaman Pangan Di Lahan Kering (132)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya mengarah kepada upaya mewujudkan taraf kesejahteraan masyarakat luas, karenanya berbagai upaya operasional pembangunan kerapkali diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya yang optimal. Potensi sumber daya alam di Jawa Timur yang perlu ditingkatkan adalah lahan kering dalam upaya meningkatkan pendapatan petani serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. 

Disadari bahwa kendala yang dihadapi dalam mengembangkan usaha tani di lahan kering lebih kompleks bila dibanding dengan usaha tani di lahan sawah.  Kendala utama dalam pengembangan usaha tani lahan kering berupa penyediaan air terbatas disamping fenomena alam seperti erosi dan banjir. Sementara di pihak lain air merupakan syarat utama bagi kelangsungan proses produksi pada kegiatan usaha tani terutama tanaman pangan. 

Dampak dari adanya kendala diatas, tercermin pada pelaksanaan pola tanam dan produktivitas lahan. Pada lahan kering dilakukan satu sampai dua kali tanam dalam setahun.
Sedang pada lahan sawah bisa tiga kali tanam, demikian juga produktivitas lahan kering relatif lebih rendah.

Untuk itu diperlukan adanya upaya mengembangkan potensi usaha tani lahan kering dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus memperluas kesempatan kerja.
Menurut Kepas (1989), bahwa pembangunan lahan kering kearah yang lebih baik dilakukan dengan pendekatan antara lain 1) mengubah methode produksi melalui perubahan pola tanam, penggunaan komoditi yang paling menguntungkan. Penggunaan teknologi yang tepat dan sesuai dengan kondisi fisik, sosial dan ekonomi daerah. 2) Mengubah atau menambah cabang usaha yang telah ada seperti usaha pertanaman di tambah dengan usaha ternak.

Sebagian besar petani di Indonesia adalah petani tradisional yang tingkat pendapatannya rendah. Dalam kondisi keterbatasan sumber daya manusia dan pembangunan pertanian membutuhkan upaya keterpaduan, langkah awal yang perlu ditempuh dalam penanganan lahan kering adalah diversifikasi usaha tani untuk menghindari faktor resiko dan ketidak pastian baik terhadap produksi maupun harga dan memaksimumkan penggunaan sumber daya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.
                                Keragaman usaha tani yang diusahakan petani tidak hanya terlihat dari cabang usaha tani yang diusahakan petani, juga terlihat dari perbedaan skala kepengusahaan pada setiap jenis usaha tani ini terjadi karena petani mempunyai persepsi yang berbeda terhadap usaha tani yang dilaksanakan yaitu menyangkut jangka waktu kepengusahaan, produksi yang dihasilkan dan perolehan pendapatan.

Mengingat usaha tani selalu dihadapkan pada resiko dan ketidakpastian terhadap perolehan produksi maupun harga produksi seperti telah dialami petani selama berusaha tani.
Daerah-daerah lahan kering di Indonesia sangat berbeda-beda dengan daerah daratan rendah, daerah tersebut berbukit-bukit atau bergunung dengan lereng-lereng yang miring dan kesuburan tanah yang buruk.
Delapan puluh persen dari total luas wilayah Indonesia merupakan lahan kering, karena keanekaragaman topografinya dan tanahnya yang buruk. Daerah lahan kering dapat mendukung jumlah penduduk yang lebih rendah dibanding dengan lahan basah yang lebih subur. 

Dengan adanya keanekaragaman topografi itulah menjadikan adanya keaneragaman jenis tanah, kesuburan tanah, iklim dan vegetasi dalam wilayah yang sempit.
Lereng yang curam dan jurang yang dalam menyulitkan usaha pertanian, transportasi, komunikasi dan pengembangan prasarana. Sistem usaha tani sangat rumit dengan berbagai jenis dan varietas yang ditanam. Pada daerah lahan kering mempunyai berbagai teknologi asli / tradisional dalam berusaha tani yang telah teruji selama berabad-abad. Pengetahuan ini bisa menjadi suatu sumber daya yang berharga dalam usaha pembangunan.
                                
 Berkurangnya hutan terjadi dengan cepat karena penebangan kayu dan pembukaan hutan untuk lahan pertanian. Perladangan berpindah dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk daerah-daerah yang kepadatan penduduknya rendah, namun praktek ini akan mengakibatkan erosi, menurunnya kesuburan tanah dan merosotnya hasil panen di daerah-daerah yang pesat pertumbuhan penduduknya.  Eksploitasi lahan yang berlebihan dan terkurasnya sumber daya alam mengakibatkan sistem produksi yang tidak lestari.
                                
Permasalahan juga sering terjadi di daerah lahan kering, seperti Degradasi Sumber Daya Alam. Perubahan yang terjadi pada iklim, keadaan biofisik, kependudukan dan teknologi yang secara langsung mempengaruhi daya dukung alam dan perkembangan sosial ekonomi.
                                
Sebagian dari wilayah lahan kering di kawasan Indonesia berpenduduk sangat padat. Contohnya adalah antara lain lahan kering di pulau Jawa yang memiliki lahan yang cukup subur, sebaliknya wilayah lahan kering di Kalimantan berpenduduk sangat jarang. Penduduk yang berusia muda banyak mencari pekerjaan ke kota dan meninggalkan anak-anak dan orang berusia lanjut di desa mereka. Hal ini mengakibatkan kekurangan tenaga kerja pada musim tanam dan musim panen.
                                
Keanekaragaman di wilayah lahan kering tidak memungkinkan diterapkannya penyesuaian dengan  satu cara saja atau melalui paket teknologi yang seragam dalam memecahkan masalah-masalah pertanian di lahan kering. Artinya Petani harus dapat memilih dari suatu teknologi yang terdiri dari teknologi tradisional, teknologi baru yang diperkenalkan dari luar dan perpaduan teknologi-teknologi tertentu yang dirasakan paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Tujuan sistem usaha tani pada daerah lahan kering adalah untuk secara cepat mengidentifikasi praktek-praktek pertanian lokal yang bermanfaat dan memperkenalkan teknologi baru yang menguntungkan para petani.
                               
Para penyuluh pertanian bekerja dengan keluarga petani membantu  mereka dalam memilih cara-cara pengelolaan pertanian yang sesuai dengan keadaan sosio ekonomi dan ekologis setempat.
                               
Pendekatan partisipatif ini terhadap pengembangan daerah lahan kering pedesaan mempertimbangkan sistem pertanian secara keseluruhan.
                                 
Keberhasilan pengembangan  sistem usaha tani bergantung pada usaha bersama penyuluh pertanian, para ahli pertanian, bekerjasama dengan para petani untuk memahami batas-batas produksi yang berkelanjutan ditingkat usaha tani.
                                 
Pengembangan usaha tani menjembatani kesenjangan antara peneliti dan penggunanya dalam usaha pertanian. Begitu pula pengaruh lain seperti pasar, ketersediaan tenaga kerja, akses terhadap kredit, serta kebijakan pemerintah. Sumber daya alam dan pertanian harus dikelola dengan baik untuk dapat mempertahankan daya dukung dan mencegah kerusakan lingkungan yang lebih lanjut. Ini merupakan masalah yang rumit karena menghadapi produksi pertanian yang rendah dan kerusakan lingkungan di satu pihak dengan meningkatnya jumlah penduduk di lain pihak,
                                 
Pengembangan sistem usaha tani dilakukan dalam beberapa langkah, masing-masing langkah di lakukan tersendiri, masing-masing langkah mempengaruhi langkah selanjutnya. Sistem usaha tani berkembang sebagai strategi untuk menerapkan penelitian sistem usaha tani dengan ciri-ciri : terorientasi pada petani dan pemecahan masalah, holistic, mempertimbangkan interaksi dalam sistem dan hubungan-hubungan dengan sistem lain, multidisipliner.
                                 
Dalam beberapa tahun terakhir sistem usaha tani lahan kering mengacu pada pendekatan terhadap konservasi tanah dan air, berdasarkan pengalaman pendekatan ini menggeser penekanan dari hanya sekedar melihat pada apa yang sedang terjadi pada  tanah, misalnya erosi, serta pengkajian terhadap usaha untuk memahami faktor-faktor biofisik dan sosial ekonomi yang turut menyebabkan penurunan mutu lahan.
                                 
Pada umumnya tanah di lahan kering sering kekurangan unsur hara sehingga tanpa pemberian unsur hara tambahan, tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tidak akan dapat menghasilkan. Kalau keadaan ekonomi tidak memungkinkan petani membeli pupuk buatan maka keadaan lahannya akan semakin kritis. Jika proses ini tetap berlanjut hal itu dapat mengancam kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok di masa mendatang.
                                
Informasi mengenai pendapatan, tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya yang berkenaan dengan produksi jenis-jenis tanaman akan sangat bermanfaat. Sehingga petani dapat memilih usaha tani dengan komoditi yang tepat dan menguntungkan.
                                 
Selain itu kondisi kerusakan lahan di Indonesia saat ini telah menjadi keprihatinan banyak pihak secara nasional. Degradasi sumber daya lahan, pada daerah lahan kering yang tingkat kemiringannya cukup tinggi, mengakibatkan penurunan kesuburan tanah, untuk itu kegiatan usaha tani pada lahan kering supaya daya dukung lahan tetap terjaga perlu juga memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air terutama daerah aliran sungai. Dengan demikian kegiatan pembangunan yang berorientasi kelestarian lingkungan selayaknya dilakukan oleh setiap anggota masyarakat untuk dapat ikut dalam proses pembangunan sesuai dengan kemampuannya.                                Syarat dari keikutsertaan seluruh anggota masyarakat, selain pada peluang dan akses yang sama, juga menyangkut kemampuan untuk berperan.
                                 
Konsekuensi logisnya masyarakat harus lebih berdaya, serta mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan memanfaatkan potensi alam dan lahan untuk menangkap peluang yang ada. Mengingat usaha tani di lahan kering dihadapkan pada resiko dan ketidakpastian terhadap perolehan produksi maupun harga produksi.
                                 
Demikian juga petani di daerah Bangkalan Madura, dimana mereka dengan segala kendala yang ada serta keterbatasan sumber daya yang dimiliki harus tetap berusaha tani guna memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup keluarganya. Atas dasar latar belakang tersebut maka dirasa perlu dilakukan penelitian mengenai beberapa komoditas lahan kering yang mempunyai peluang pasar yang cukup baik dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini

Tidak ada komentar:

Cara Seo Blogger
×
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...