Peranan Bandol (Tengkulak) Dalam Tataniaga Tembakau Rajangan Madura (122)


Di          dalam   GBHN telah      digariskan          bahwa   pembangunan nasional dilaksanakan  dalam  rangka  pembangunan  manusia  Indonesia  seutuhnya  dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.   Pembangunan jangka panjang tersebut   dilaksanakan  secara  bertahap.            Sedangkan  tujuan  dari  setiap  tahap tersebut adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan tahap-tahap berikutnya.
Dalam era pembangunan duapuluh lima tahun, yang dibagi-bagi menjadi lima   tahap  Pelita,   Indonesia   menempatkan  pembangunan  pertanian   sebagai prioritas  pertama.   Sebab pembangunan dibidang pertanian pada khususnya, dan pembangunan  dibidang ekonomi pada umumnya, relatif menunjukkan hasil-hasil yang posistif disamping  dampak negatifnya,  tetapi diakui ataupun tidak belum semua  hasil-hasil  kemajuan  tersebut  dinikmati  oleh  sebagian  besar  penduduk, terutama golongan orang miskin (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1987).

Memasuki tahun 1997, Indonesia mengalami krisis multidimensi yang mengakibatkan runtuhnya dinasti orde baru.  Namun, sektor pertanian masih tetap eksis         memberi  bantuan  devisa  pada     negara   hingga   saat       ini. Sehingga perekonomian Indonesia masih sangat tergantung pada kemajuan pembangunan disektor  pertanian.  Sasaran  pembangunan  pertanian  adalah  meningkatkan  hasil pertanian untuk mendukung sektor industri.  Salah satu sektor industri yang ada di Indonesia  adalah  pabrik  rokok  dengan  komoditas  tembakau  sebagai  salahsatu bahan  baku  utama.   Tanaman  Tembakau  disamping  sebagai pengahasil  devisa negara,   juga   merupakan   sumber   pendapatan   bagi   petani.      Karena   selain memberikan  manfaat   secara  ekonomis,   tanaman  tembakau  mampu   mengisi kekosongan lahan  di  musim kemarau,  terutama  di  daerah  Madura  yang  setiap musim kekurangan air.
Perkembangan produksi tembakau menurut  laporan Dinas kehutanan dan Perkebunan   menunjukkan   bahwa   produksi   tembakau   Madura   di   lapangan mencapai  ± 38.000 ton yang terdiri dari kabupaten Pamekasan sebesar ± 19.000 ton, kabuapaten Sumenep sebesar ± 12.000 ton dan kabupaten Sampang sebesar ± 7.000  ton  yang             seluruhnya  terbeli  oleh  pabrik  rokok.  Hal  ini  menunjukkan bahwa kebutuhan pabrik rokok  terhadap tembakau Madura sangatlah besar.
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu sentra pertanaman tembakau Madura dengan luas areal rata-rata tiap tahun mencapai 34.565 Ha atau 50 % dari total  areal  tembakau  se-Madura  dengan  luas  70.405  Ha  (Anonymus,  2001). Ditinjau dari segi sosial, jumlah petani yang menanam tembakau sebanyak 95.895 KK  dengan  tenaga  kerja  yang  terserap  dalam  budidaya  tembakau  sebanyak ± 287.685 orang (Anonymus, 2004).  Isdijoso et al. (1998) menambahkan bahwa usahatani tembakau Madura mempunyai peran berkisar antara 60 80 % terhadap total pendapatan petani.
Meningkatnya  areal  tembakau  yang  diikuti  oleh  meningkatnya  harga tembakau,  memberi  petunjuk  bahwa   keunggulan   kompetitif  tembakau  akan meningkatkan  pendapatan  rumah  tangga  dan  pengembangan  ekonomi wilayah. Sehingga  tembakau merupakan salah satu komoditas ekonomi  dan sosial yang memiliki peranan  penting terutama pada pendapatan devisa dari bea cukai yang pada tahun 2004 target terbesar Rp. 27,6 triliun.
Salah  satu  masalah  utama  yang  dihadapi  petani  tembakau  di  Madura adalah  masalah  perdagangan.  Masalah  perdagangan  ini  melibatkan  hubungan antara penjual (petani) dengan pembeli (tauke = kaki tangan pembeli dari pabrik rokok). Kurangnya pengetahuan para petani tentang tata cara penjualan tembakau kepada tauke telah  melahirkan pedagang baru yang disebut juragan dan bandol. Juragan merupakan orang yang mendapat kepercayaan dari tauke untuk membeli tembakau  dengan   mutu  dan   harga  yang  sudah  ditentukan  terlebih  dahulu. Sedangkan  bandol  adalah  asisten  atau  pembantu  juragan  untuk  mendapatkan tembakau dari para petani. Secara sederhana dikatakan bahwa juragan dan bandol berperan sebagai pialang atau perantara dalam perdagangan tembakau Madura.
Seperti hal yang sudah disebut diatas bahwa hampir keseluruhan tembakau Madura  dipasarkan  di  pabrik-pabrik  rokok  yang  terbesar  diseluruh  Indonesia (tersebar di luar pulau Madura).  Oleh karena itu untuk memperlancar pemasaran tembakau,   pabrik   rokok   kretek   melakukan   pembelian   yang   sesuai   dengan kebutuhan menggunakan lembaga  perantara yang berhubungan langsung dengan petani. Di Madura   lebih dikenal dengan  sebutan bandol atau tengkulak.   Tugas dari para pedagangan pengumpul (bandol) berperan sebagai grosir atau distributor bagi  pedagang  eceran  hasil-hasil  pertanian.     Oleh  karena  itu  perlu  diadakan penelitian   tentang   peranan   bandol   tersebut   dalam   mempelancar   tataniaga tembakau khususnya tembakau rajangan.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini

1 komentar:

Kumpulan Skripsi mengatakan...

Terima kasih atas infonya.

Kumpulan Skripsi

Cara Seo Blogger
×
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...