PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nusa Tenggara Barat terdiri atas 9 (sembilan)
daerah tingkat II dengan mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian sebagai
petani. Salah satu daerah tingkat II di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
memiliki sumberdaya pertanian cukup melimpah adalah Kabupaten Lombok Barat (BAPPEDA
Lombok Barat, 2005).
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu
kabupaten terluas di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang keadaan geografisnya
menguntungkan, dengan luas wilayah 1672,15 km2. Pemandangan alamnya
yang indah, tanah yang subur, serta cadangan air yang melimpah menjadi potensi
yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Komoditas unggulan hasil pertanian di
Kabupaten Lombok Barat adalah kacang tanah, luas areal tanam kacang tanah di
Kabupaten Lombok Barat adalah 12.429 Ha dengan rata-rata produksi per tahun
sebesar 11,80 Kw/Ha atau 14.671 ton per tahun (BPS Kabupaten Lombok Barat,
2006).
Salah satu pekerjaan ke dalam pengelolaan kacang
tanah yang masih kurang optimal ditingkat petani adalah kegiatan pascapanen
yang berhubungan dengan tingkat kulitas yang ada pada kacang tanah tersebut.
Masih kurangnya kesadaran para petani kacang tanah dalam mengubah kacang tanah
menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi seperti pengolahan
kacang tanah menjadi suatu produk makanan camilan berupa kacang atom, kacang
telor, selai kacang dan banyak lainnya. Dalam hal ini, yang masih banyak
peminatnya adalah kacang atom yang memiliki rasa yang gurih dan renyah serta
harga yang lumayan murah membuat para konsumen masih banyak yang mengkonsumsi
kacang atom sampai saat ini. Walaupun jumlah hasil panen kacang tanah di Lombok
Barat cukup banyak seperti terlihat pada data di atas (BPS, 2006), namun usaha
untuk meningkatkan produksi kacang atom belum banyak diminati, termasuk usaha
meningkatkan kualitasnya. Kacang
atom merupakan kacang tanah yang dibalut dengan adonan terigu kemudian digoreng
sampai kering dan garing. Bahan utama dari kacang atom ini adalah kacang tanah
dan tepung terigu.
Dalam proses penggorengan kacang atom
terjadi suatu fenomena panas. Panas dialirkan melalui plat besi berupa wajan
yang kemudian disalurkan ke media pemanas berupa minyak. Panas dari minyak
kemudian disalurkan ke bahan. Minyak sebagai penghantar panas ke bahan. Untuk
menganalisis pindah panas dan pindah massa suatu proses, tahapan yang harus
dilakukan adalah menentukan data-data yang dapat digunakan sebagai bahan
perhitungan nilai-nilai termal dari proses khususnya proses penggorengan.
Ketika bahan dimasukkan dalam minyak panas, suhu
permukaan akan naik dengan cepat dan air akan menguap. Bagian permukaan mulai
mengering yang diikuti bagian dalam secara perlahan. Suhu bagian permukaan
bahan akan mencapai suhu panas minyak. Laju pindah panas dikendalikan oleh perbedaan suhu antara minyak dan bahan
pangan dan oleh koefisien pindah panas permukaan. Laju penetrasi panas ke dalam
makanan dikendalikan oleh konduktivitas termal bahan
Dalam perencanaan suatu alat, perlu
sebuah tahapan awal dalam bidang teknologi pertanian untuk menganalisa energi
pindah panas dan pindah massa selama penggorengan kacang atom sebagai dasar
perancangan alat penggorengan kacang atom sehingga nantinya dapat memecahkan
masalah dalam suatu produksi kacang atom di NTB khususnya dan dapat
meningkatkan kualitas hasil produksi kacang atom dan juga membantu para petani
kacang tanah dan industri kacang atom dalam meningkatkan hasil produksinya
secara kuantitatif maupun kualitasnya.
Sehingga dalam hal ini perlu adanya
suatu percobaan untuk mencari atau menganalisis karakteristik termal pada
proses penggorengan kacang atom sebagai dasar dalam perancangan mesin dan
peralatan penggorengan kacang atom. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Energi Panas dan Massa
Saturasi Penggorengan Kacang Atom Berdasarkan Waktu Proses”
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
atau klik disini
atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar